Blog Ini Hanya Cadangan Dari Blog Kami Yang Sesungguhnya WWW.GERAIDINAR.COM

Selasa, 15 Januari 2008

Perdagangan Dibuka Pembali Pagi Ini...

Kemarin sore sempat kita himbau para agen dan member DinarClub untuk tidak mengadakan transaksi Dinar karena peningkatan harga emas Dunia yang sangat tajam.

Pagi ini ketika tulisan ini saya buat, pasar New York baru ditutup beberapa jam lalu dan alhamdullah tidak setinggi harga emas kemarin sore di Hongkong – meskipun menurut saya sendiri tetap sangat tinggi, tetapi menunjukkan trend menurun.

Jadi, tugas kita membantu masyarakat yang ingin peroleh Dinar-nya bisa jalan kembali dengan harga yang lebih wajar. Insyaallah nanti siang sebelum jam 13.00 kita tinjau kembali harga ini setelah memperhatikan dengan seksama apa yang akan terjadi di pasar Hongkong sampai tengah hari nanti.

Fluktuasi harga emas yang significant sepanjang hari kemarin antara lain dipicu oleh melemahnya Dollar dan antisipasi pasar akan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed.

Karena FOMC (Federal Open Market Committee) yaitu komponen penting dalam system Federal Reserve Amerika Serikat yang menentukan kebijakan moneter baru akan melaksanakan rapat dua hari-nya akhir bulan ini, maka sentimen negatif terhadap Dollar mi kemungkinan akan berlangsung panjang setidaknya sampai dua pekan kedepan.

Analisa saya bisa saja keliru, oleh karenanya saya juga menganjurkan kepada pembaca blog ini untuk membaca tulisan saya tentang Kehancuran Mata Uang Kertas.... Mengapa ini penting ? Karena meskipun dalam jangka panjang kita sangat yakin bahwa harga Dinar insyaallah akan terus naik, dalam jangka pendek mungkin-mungkin saja untuk turun dahulu beberapa lama sebelum balik lagi ke deret Fibonacci berikutnya.

Jadi janganlah naiknya harga Dinar ini terlalu menggembirakan kita atau sebaliknya terlalu kita pikirin ketika turun untuk beberapa lama. Setelah kita hijrah ke timbangan yang adil Dinar-Dirham...,kinerja timbangan yang tidak adil (uang kertas) tidak lagi menjadi ukuran keberhasilan atau kegagalan investasi kita.

Senin, 14 Januari 2008

Gejolak Pasar Yang Tidak Normal Hari Ini...

Melihat gejolak pasar yang tidak normal dari pagi sampai sore ini, untuk menghindari gharar (ketidak pastian transaksi), malam ini disarankan kepada seluruh agen dan anggota DinarClub untuk tidak bertransaksi....

Insyaallah besuk pagi stabil - terlepas stabilnya di harga berapa - sehingga transaksi bisa dibuka kembali.

Salam,

Minggu, 13 Januari 2008

Inflasi Yang Menghanguskan Hasil Jerih Payah Kita Bertahun-Tahun…

Kemarin saya di hari libur sempat ngobrol dengan salah satu pengunjung GeraiDinar di Depok…., ini awal pertama kalinya pengunjung tersebut melihat Dinar secara fisik dan langsung jatuh hati dengan memulai memindahkan sebagian tabungannya ke Dinar.

Saya ingin mengangkat diskusi dengan pengunjung tersebut karena alasannya pindah ke Dinar barangkali bisa menjadi inspirasi bagi pembaca blog ini. Dari penuturan pengunjung tersebut saya menangkap bahwa selama ini dia dan keluarganya kawatir kalau hasil jerih payah dia bertahun-tahun bisa hangus begitu saja - kalau hanya disimpan dalam mata uang Rupiah ataupun Dollar.

Menurut saya sendiri alasan tersebut sangat benar dan pesan itulah yang saya juga ingin sampaikan ke pembaca blog ini melalui tag line “Investasi & Proteksi Nilai”. Kalau ditulisan saya sebelumnya saya katakan bahwa Dinar sebagai investasi hanya no 2 , tetapi sebagai Proteksi Nilai – Dinar tidak ada duanya.

Untuk memahami bagaimana Proteksi Nilai ini bekerja, saya ambilkan contoh kinerja kawan saya yang tergolong Average High dalam prestasi kerja dan investasinya. Saat ini usianya awal 40-an dan mulai bekerja tahun 1990. Ketika mulai bekerja penghasilan dia Rp 1,000,000,- net; saat ini penghasilannya hampir Rp 37,000,000,- net per bulan.

Dengan keinginannya yang kuat untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya dan memiliki hari tua yang terjamin, teman saya tersebut rajin menyisihkan rata-rata sekitar 20% dari penghasilannya setiap bulan untuk ditabung di Bank Pemerintah. Akhir tahun kemarin tabungannya telah mencapai Rp 1.033 milyar. Memuaskankah hasil tabungan yang dikumpulkan dengan jerih payah ini ?.

Coba kita lihat dari dua grafik berikut; dilihat dari kaca mata uang Rupiah – betul uang dia naik terus – maskipun naiknya masih kalah dengan kenaikan Dinar. Tetapi tabungan Rupiah masih lebih baik daripada US$ kalau dipotret selama 18tahun ini – dengan mempertimbangkan bagi hasil perbankan yang jauh lebih tinggi di Rupiah dibandingkan dengan Dollar.

Dalam Rupiah tabungan teman tersebut tentu saja naik terus. Disamping mendapatkan bunga (awalnya bunga karena saat itu Bank Syariah belum seluas sekarang, tetapi kemudian hijrah ke bank syariah menjadi bagi hasil), nilai tabungan juga terus ditambah dengan penyisihan rutin 20% dari gaji bulanannya.

Mari sekarang kita lihat dengan ukuran yang lain yaitu Dinar. Mengapa Dinar ? , Karena Dinar-lah yang nilainya baku dan bisa dipakai untuk mengukur daya beli sesungguhnya sepanjang zaman. Saya sudah menjelaskan argumen ini di tulisan-tulisan sebelumnya, baik secara statistik harga minyak yg merupakan salah satu parameter ekonomi modern maupun berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Dengan mengubah sumbu Y grafik pertama dari Rupiah ke Dinar, maka segera nampak – bahwa sejak teman saya memulai menabung 18 tahun lalu, sudah dua kali tabungannya menyusut. Tahun 1997-1998 penurunan in sangat drastik dan mendadak sehingga dirasakan oleh seluruh masyarakat negeri ni. Dua tahun terakhir, penyusutan nilai uang kertas terhadap Dinar sebenarnya juga sangat significant – namun karena terjadinya gradual – banyak yang tidak menyadarinya.

Bayangkan…kita kerja keras banting tulang dan menyisihkan sebagian dari hasil jerih payah tersebut dalam bentuk tabungan untuk mengamankan masa depan kita dan anak-anak…eh ternyata kekayaan kita malah secara berkala menyusut dihanguskan oleh apa yang disebut Inflasi.

Masalah tergerusnya hasil kerja keras kita oleh inflasi ini bukan hanya terjadi di negara kita, di negara yang mengaku super power-pun hal ini terjadi. Analisa seperti yang saya buat ini pernah juga dibuat oleh Larry Parks, Executive Director, FAME (Foundationof the Advancement of Monetary Education) yaitu LSM yang berusaha menyadarkan rakyat Amerika akan bahaya system uang kertas. Dengn lantang Larry berpesan kepada rakyat Amerika : "With the monetary system we have now, the careful saving of a lifetime can be 
wiped out in an eyeblink."
Wallahu A’lam.

Selasa, 08 Januari 2008

Prinsip 1/3 Dalam Pengelolaan Harta

Ada sebuah nasihat yang sangat Indah kepada diri saya sendiri yang juga insyaallah bermanfaat bagi pembaca. Nasihat ini saya ambilkan dari kitab Riyadus –Shalihin yang ditulis oleh orang sholeh zaman dahulu yang terkenal keikhlasannya. Saking ikhlasnya Imam Nawawi, konon kitab asli dari Riyadus Shalihin tersebut tidak bisa dibakar oleh api.

Nasihat ini sendiri berasal dari hadits Rasulullah SAW yang panjang sebagai berikut : Dari Abu Hurairah RA, dari nabi SAW, beliau bersabda, “ Pada suatu hari seorang laki-laki berjalan-jalan di tanah lapang, lantas mendengar suara dari awan :” Hujanilah kebun Fulan.” (suara tersebut bukan dari suara jin atau manusia, tapi dari sebagian malaikat). Lantas awan itu berjalan di ufuk langit, lantas menuangkan airnya di tanah yang berbatu hitam. Tiba-tiba parit itu penuh dengan air. Laki-laki itu meneliti air (dia ikuti ke mana air itu berjalan). Lantas dia melihat laki-laki yang sedang berdiri di kebunnya. Dia memindahkan air dengan sekopnya. Laki-laki (yang berjalan tadi) bertanya kepada pemilik kebun : “wahai Abdullah (hamba Allah), siapakah namamu ?”, pemilik kebun menjawab: “Fulan- yaitu nama yang dia dengar di awan tadi”. Pemilik kebun bertanya: “Wahai hambah Allah, mengapa engkau bertanya tentang namaku ?”. Dia menjawab, “ Sesungguhnya aku mendengar suara di awan yang inilah airnya. Suara itu menyatakan : Siramlah kebun Fulan – namamu-. Apa yang engkau lakukan terhadap kebun ini ?”. Pemilik kebun menjawab :”Bila kemu berkata demikian, sesungguhnya aku menggunakan hasilnya untuk bersedekah sepertiganya. Aku dan keluargaku memakan daripadanya sepertiganya, dan yang sepertiganya kukembalikan ke sini (sebagai modal penanamannya)”. (HR. Muslim).

Bayangkan, bila Allah mengirimkan awan khusus untuk menyirami kebun kita. Di kala orang lain kekeringan, lahan kita tetap subur. Di kala usaha lain pada bangkrut usaha kita tetap maju, dikala krisis moneter menghantam negeri ini – kita tetap survive. Dan ketika usaha kita berjalan baik sementara saudara-sauadara kita kesulitan. sepertiga hasil usaha kita untuk mereka – alangkah indahnya sedeqah ini.

Bagaimana kita bisa memperoleh pertolongan Allah dengan awan khusus tersebut ?, kuncinya ya yang di hadits itu : kita bersama keluarga kita hanya mengkonsumsi sepertiga dari hasil kerja kita. Sepertiganya lagi kita investasikan kembali, dan yang sepertiga kita sedeqahkan ke sekeliling kita yang membutuhkannya.

Karena janji Allah dan rasulNya pasti benar, maka kalau tiga hal tersebut kita lakukan – Insyaallah pastilah awan khusus tersebut mendatangi kita. Namun jangan dibayangkan bahwa awan khusus tersebut harus benar-benar berupa awan yang mendatangi kita. Bisa saja awan khusus tersebut berupa teman –teman kita yang jujur yang memudahkan kita dalam berusaha, atasan kita yang adil yang memperjuangkan hak-hak kita, atau karyawan kita yang hati-hati yang menjaga asset usaha kita, dan berbagai bentuk ‘awan khusus’ lainnya. Wallahu A’lam bis showab.

Minggu, 06 Januari 2008

Gold: The Once and Future Money


Emas : Sebagai Uang Masa Lampau dan Uang Yang Akan Datang; demikian judul tulisan ini yang saya ambilkan dari judul buku yang ditulis oleh Nathan Lewis (John Wiley & Son, 2007) seorang senior economist pada sebuah perusahaan Asset Management di New York. Dia juga aktif nulis di media financial kenamaan seperti Financial Times dan the Wall Street Journal. Karena buku ini terbit tahun 2007 – jadi masih up todate untuk ukuran buku ekonnomi.

Buku ini terdiri dari tiga bagian utama, Bagian Pertama membahas uang dalam berbagai bentuknya. Bagian Kedua membahas sejarah uang Amerika Serikat, dan Bagian Ketiga membahas Krisis Mata Uang di Seluruh Dunia – termasuk diantaranya diulas krisis serius di Asia dan tentu Indonesia akhir tahun 90-an.

Yang menarik dari buku ini adalah bahwa meskipun yang bersangkutan bukan seorang muslim, dalam hal uang dia memiliki pemikiran yang lurus. Dalam salah satu kesimpulan nya dia menulis seperti ini “ Mungkin perlu waktu beberapa tahun atau beberapa puluh tahun, tetapi era uang kertas perlahan lahan akan berakhir; Dunia tidak memiliki pilihan lain kecuali kembali ke hard currency. Manfaat dari hard currency sungguh luar biasa. System hard currency masa depan akan berdasarkan emas, sama persis dengan yang terjadi di masa lampau”.

Kalau Nathan Lewis mungkin belum terlalu terkenal, jadi pendapatnya bisa saja tidak dianggap oleh para pelaku ekonomi zaman ini; tetapi siapa yang nggak kenal John Naisbitt – yang di dunia barat dianggak kaya ‘dewa’ nya ekonomi modern karena prediksi dia tentang trend perekonomian dalam beberapa bukunya selama 20 tahun terakhir terbukti akurat ? Apa kata John Nasibitt tentang uang ini di bukunya terakhir (Mindset) ?. Menurut dia monopoly terakhir yang akan segera ditinggalkan oleh umat manusia adalah monopoly uang kertas yang dikeluarkan oleh suatu negara. masyarakat tidak akan lagi mempercayai mata uang kertas dan pindah ke yang dia sebut mata uang privat. Apa itu mata uang privat ? yaitu benda-benda riil yang memang memiliki nilai intrinsik.

Sayang sekali Natha Lewis dan John Naisbitt bukan orang Islam, kalau dia tahu bahwa Islam memiliki system uang Dinar/Dirham-nya yang baku sejak ribuan tahun lalu sampai akhir zaman – pasti dia akan tahu betapa benarnya agama ini.

Jumat, 04 Januari 2008

Selamat Bagi Yang Telah Hijrah Ke Timbangan Yang Adil...

Hari-hari ini harga emas Dunia bergejolak sangat tinggi. harga Dinar otomatis juga demikian. Pagi ini harga Dinar di Gerai Dinar mencapai Rp 1,127,650,- harga yang mengejutkan saya sendiri juga.

Penyebabnya banyak antara lain efek tutup tahun yang baru terlewati. Setiap pemerintahan tentu ingin memiliki tampilan yang baik didepan rakyatnya dengan memoles kinerja mata uangnya sehingga nampak kuat di akhir tahun. Begitu akhir tahun terlewati, mereka menurunkan polesan wajahnya sehingga nampak wajah aslinya. Hari-hari inilah wajah asli –blang bonteng-nya mata uang dunia tersebut kelihatan.

Selamat bagi kawan-kawan yang telah mulai berhijrah dari timbangan (yang juga berarti uang) yang semu ke timbangan yang adil – yang tampilannya tidak bisa dan tidak memerlukan polesan.


Namun saya ingin mengingatkan diri saya dan kawan-kawan juga. Ketika kita mulai menggunakan timbangan yang adil (Dinar & Dirham) - kita tidak memerlukan lagi pembanding timbangan yang semu. Jadi kita tidak perlu terlalu gembira dengan harga Dinar kita sekarang dibandingkan dengan Rupiah, Dollar atau mata kertas manapun. Demikian pula sebaliknya, besuk-besuk ketika pemerintahan dunia mulai memoles lagi tampilan mata uang mereka sehingga kelihatan keren – dan emas/Dinar kelihatan lemah – kitapun tidak perlu bersedih. Cukuplah keyakinan kita bahwa kita on the right track dan cukuplah Allah sebagai pelindung dan penolong kita.

Kamis, 03 Januari 2008

Dinar Investment Yield : Mistar Untuk Menilai Hasil Riil Investasi Kita.

Selama ini para pelaku bisnis dan juga individu menggunakan referensi suku bunga perbankan, SBI dan sejenisnya untuk mengukur apakah suatu investasi memberikan hasil yang baik atau kurang. Kalau hasil investasi tersebut lebih tinggi dari bunga deposito atau lebih tinggi dari SBI, maka investasi tersebut dikatakan berhasil dan sebaliknya.

Masalahnya adalah, alat ukur yang kita pakai tersebut menyusut nilainya dari waktu ke waktu – jadi hasil investasi yang diukur dengan alat ukur yang menyusut tentu juga tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya. Mengenai penyusutan nilai uang kertas ini saya sudah bahas di tulisan sebelumnya.

Lantas apa alat ukur investasi kita yang lebih mencerminkan nilai daya beli yang sesungguhnya ?, lagi-lagi ya menggunakan Dinar sebagai pembanding. Namun kalau kita katakan tahun ini Dinar mengalami penguatan 32 % terhadap Rupiah maupun Dollar, apa artinya ini terhadap hasil investasi kita yang di Rupiah ataupun Dollar ? – tidak mudah bukan untuk mengkaitkannya ?.



Nah saya mencoba membuat alat ukur sederhana untuk keperluan tersebut, alat ini saya pakai sendiri untuk menilai investasi saya di beberapa usaha kecil-kecilan yang saya tangani. Saya share disini untuk para pembaca siapa tahu bermanfaat juga bagi orang lain.

Cara kerjanya sederhana saja, semua dibandingkannya dengan harga Dinar berdasarkan statistik rata-rata 40 tahun yang kita miliki, Dinar yang diam saja (tidak diinvestasikan = 0% hasil investasi dalam Dinar) memberikan hasil yang setara dengan hasil investasi dalam Rupiah rata-rata 30.04%/ tahun. Sedangkan terhadap hasil investasi dalam Dollar, ini setara dengan hasil investasi rata-rata 11.29%/tahun. Memang tahun 2007 lalu Dinar memberikan hasil yang exceptional 32% terhadap US$ Dollar – tetapi rata-ratanya 40 tahun ya 11.29% itu tadi.

Kalau diamnya Dinar saja memberikan hasil 4 kali lebih besar dari hasil deposito dalam Rupiah (setelah dipotong pajak Deposito Rupiah memberikan bagi hasil sekitar 7.5%/tahun) dan 3 kali deposito dalam US$ (setelah dipotong pajak Deposito US$ memberikan hasil sekitar 3.6%/tahun), maka alangkah baiknya kalau Dinar tersebut juga berputar untuk investasi. Kalau kita bisa berinvbestasi dengan hasil rata-rata 10% saja dalam Dinar, maka berdasarkan mistar Dinar Investment Yield tersebut hasil 10% dalam Dinar ini setara dengan 22.42 % dalam US$ dan setara dengan 43.04% dalam Rupiah.